STIKS Tamalanrea Makassar menyelenggarakan kegiatan Seminar Social Work Talk yang bertema “Peluang dan Tantangan Pekerja Sosial di Sulawesi Selatan”. Seminar sehari ini dilaksanakan pada hari jumat (6/4) bertempat di Kampus STIKS Tamalanrea Makassar, seminar ini diikuti beberapa peserta yang terdiri dari Mahasiswa STIKS, Alumni STIKS yang sudah mengabdi atau bekerja pada Dinas Sosial, PKH dan Sakti Peksos.
Pelaksanaan seminar sehari tersebut termotivasi dengan adanya beberapa koflik sosial di Sulawesi Selatan terutama masalah kemiskinan serta masalah-masalah sosial lainnya yang tidak tertata dan dikelola dengan baik. Kondisi sosial ekonomi masyarakat miskin di Sulawesi Selatan dalam memenuhi kebutuhan ekonominya menjadi sangat penting, hal ini menjadi perhatian karena kemiskinan yang mereka alami menjadi realita dan fakta yang tak terbantahkan. Untuk itu kami mengharapkan dengan diadakannya seminar ini baik mahasiswa ataupun alumni yang telah menjadi pekerja sosial professional dapat mengembangkan ide-ide kreatif dalam penanganan masalah-masalah sosial.
Dalam seminar sehari ini turut dihadiri pula salah satu praktisi pekerja sosial / Program Manager Save The Children Indonesia Drs. Tata sudrajat, M.Si sebagai Narasumber, dengan judul presentasi “Krangka Konsep dan Praktek Managemen Kasus” dalam kesempatan ini Drs. Tata sudrajat, M.Si menyampaikan harapannya kepada pekeja social dan calon pekerja social di Sulawesi selatan dapat memberikan warna lain dalam pelaksanaan praktik pekerjaan social khususnya dalam praktik pekerjaan social klinis yang berbasis pada manajemen kasus, sekaligus memperkuat peranan pekerja social sebagai problem solver, enabler, pemberdaya, agen perubahan, atau analis sosial sebagaimana tercantum dalam definisi pekerjaan sosial menurut IFSW (International Federation of Social Work).
Selain itu seorang pekerja social menurutnya “harus siap ditempatkan dimanapun, jangan malah memilih milih tempat praktek atau klien, kan saya jadinya gabisa jawab pas ditanya sama dirjen PKH, kenapa banyak pekerja social yang mengundurkan diri karena bukan di tempatkan didaerahnya” padahal pekerja sosial seharusnya siap mengabdi dimanapun berada.
modal utama dari seorang pekerja social adalah 3 kerangka dasar pekerjaan sosial, yaitu body of knowledge, body of skills, body of value.hal inilah yang harus juga diperkuat sebagai modal utama untuk melaksanakan praktek, karena tantangan kita kedepan semakin banyak, apalagi sebagaimana kita ketahui bahwa praktik pekerjaan social memiliki klien yang beragam seperti anak, keluarga, lansia terlantar, penyalahguna NAPZA, Korban Bencana dll.
Kita juga berharap Semoga peran pekerja social di masyarakat semakin kuat khususnya di Sulawesi selatan dan kita juga berharap seraya berdoa agar RUU Praktik Pekerjaan Sosial segera disahkan, agar profesi pekerja social memiliki payung hukum dalam pelaksanaan praktik, juga memberikan perlindungan bagi para pekerja sosial di Indonesia. (admin)